“BERKUTAT DENGAN GENERASI Z”

(Sebuah Refleksi Atas Perjalanan Sepekan)

Tiga momen penting yang layak untuk direfleksikan dalam perjalanan tugas pekan ini :

Pertama, Sosialisasi Penggunaan dan Pengembangan Website Sekolah. Memiliki website bukanlah sesuatu yang baru apalagi luar biasa. Banyak lembaga memilikinya bahkan orang-perseorangan. Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah untuk apa kita memiliki website. Apakah sekedar pajangan? sekedar dianggap up to date dan milenial? Ataukah ada mimpi lain yang hendak digapai.

Dalam kurun waktu sehari tepatnya Rabu 6 April 2022, guru-guru SMAN 2 Komodo dibekali dengan pengetahuan tentang penggunaan dan pengembangan website sekolah. Dipandu Moderator dan Pemateri, ke 27 crew Smandu Komodo tersebut asyik bergelut dan berkutat dengan laptopnya masing-masing. Keengganan dan ketidaktahuan yang semula menjadi penghalang kini berubah menjadi rasa penasaran dan ingin tahu.

Ada mimpi dan target besar. Website sekolah sudah “dibaptis” sebagai “Rumah Belajar” ala Smandu Komodo. Karena itu apapun kesulitannya para guru harus memulai. Targetnya tidak berlebihan. Dalam kurun waktu satu hingga dua tahun website sekolah harus sudah dilengkapi dengan fitur-fitur dan perangkat pembelajaran. Diakhir tahun ketiga setidaknya sudah menampakan wajah yang anggun, lengkap, dan sempurna. Itu berarti secara perlahan dan berkelanjutan para guru harus meng-upload perangkat pembelajaran yang dimiliki ke “markas besar” pembelajaran berbasis digital ini. RPP, program kerja, materi pembelajaran, assesmen sederhana, bahan literasi, modul dan video pembelajaran merupakan unsur dan item dasar yang wajib ada dan harus “diparkir” di laman rumah belajar Smandu Komodo.

Meski tidak semudah membalikan telapak tangan, namun berani memulai dan berani untuk belajar merupakan sebuah langkah awal yang super positif ketimbang menunggu dalam diam, menanti dalam pesimisme dan ketidaktahuan. Kita harus memulai dari apa yang bisa kita lakukan dengan mengandalkan apa yang kita miliki.

Kedua, Latihan Dasar Kepemimpinan. Kegiatan ini diinisiasi oleh tim kesiswaan dengan kelompok sasar pengurus OSIS dan utusan dari kelas X dan XI. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah pengenalan prinsip–prinsip dasar kepemimpinan dan organisasi. Peserta didik harus dibiasakan dan membiasakan dirinya untuk menjadi pemimpin. Setidaknya mereka bisa menjadi pemimpin atas dirinya sendiri.

Generasi Z SMA Negeri 2 Komodo

Dengan mengambil tema I am a good leader kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini didampingi oleh guru dan instruktur berpengalaman. Materi pelatihan terkesan milenial. Ada team work, diskusi dan teknik memimpin rapat, prinsip dasar organisasi, kepemimpinan, dan juga PBB.

Mengacu pada baresfod research, Peserta didik yang berada di bangku SMA hingga tahun 2022 ini berada di kelompok generasi Z. Mereka adalah generasi yang melek IT dan dunia digital. Karena itu bila ingin mengarahkan mereka gunakanlah IT dan media berbasis digital sebagai sarana pembelajaran, pendidikan, atau pelatihan. Sejalan dengan konsep ini Ali Bin Abi Thalib menulis : “Didiklah anak-anakmu sesuai zamanya karena mereka hidup bukan di zamanmu”. Pernyataan ini seharusnya menyadarkan kita agar mendidik dan mendampingi peserta didik sesuai roh zaman. Harus ada kemauan dan kerelaan untuk keluar dari zona lama. Pola pembelajaran dan pendampingan harus di update mengikuti perkembangan kekinian. Baiklah kita sadar bahwa kita sedang berkutat dengan zaman digital yang diisi oleh generasi Z.

Ketiga, Rekoleksi Paskah dan Pesantren Kilat. Kesadaran akan kodrat manusia sebagai mahluk berbadan dan berjiwa seharusnya menghantar kita pada sebuah usaha untuk menjaga keseimbangan antara yang rohani dan jasmani, jiwa dan raga. Kegiatan rohani di penghujung pekan serasa memberi sinyal kuat bahwa pola pendidikan yang dijalankan di SMAN 2 Komodo tidak hanya berorientasi pada yang duniawi. Kesadaran sebagai mahluk beriman terus digelorakan dan diwujudnyatakan melalui kegiatan-kegiatan rohani.

Rekoleksi menjelang Paskah merupakan sebuah pilihan tepat bagi peserta didik yang beragama katolik untuk merefleksikan kembali besarnya kasih dan kemurahan Tuhan lewat peristiwa Salib. Di sisi lain, mereka juga dihantar pada sebuah permenungan untuk membangun komitmen dan niat baru menyonsong Paskah Tuhan.

Bagi peserta didik yang beragama Islam, pesantren kilat merupakan satu alternatif positif guna memperdalam pengetahuan dan praktik iman dan keagamaan terutama di bulan suci Ramadhan ini. Bulan puasa yang berpuncak pada Hari raya Lebaran tentu akan mempunyai nilai dan hikmah yang luar biasa ketika dibarengi dengan niat dan usaha untuk bertobat.

Akhir kata, teruslah berlangkah. Jangan lelah untuk berbuat baik, berinovasi dan berkolaborasi. Di zaman yang serba canggih dan mudah ini, sedikit niat dan tekad yang kau miliki, sudah cukup untuk membawa sekian banyak orang ke arah yang lebih baik. Berdamailah dengan dunia dan generasi ini sebab kita sedang hidup di hari ini.

Penulis: Kornelis Joni, S.Fil.

Leave a Comment