SMANDUKOM. COM-malam penuh nuansa; sajak bertebaran, romantika, komedi, dan tragedi mengisi sisi-sisi ruang mini SMKN 3 Komodo. Musikal Aku Chairil dipentaskan secara apik oleh Teater Keliling berkolaborasi dengan SMKN 3 Komodo dan Teater Siapa Kita Labuan Bajo, Kamis, (29/08/24).
Sehari sebelum pementasan, Alvaro, seorang siswa SMAN 2 Komodo, sempat berbicang singkat dengan pria tua berkharisma Rudolf Puspa. Beliau adalah seorang sutradara sekaligus salah satu pendiri Teater Keliling. Dalam percakapan sederhana tersebut, pria berambut panjang dan beruban putih ini menuturkan motivasi Teater Keliling mementaskan Musikal Aku Chairil.
“Chairil Anwar, seorang pemuda pada zamannya yang mencintai seni sedemikian, menjelma jiwa yang mengetarkan dan mengerakan jiwa-jiwa lainya untuk mencintai kedamain dan melawan penjajah” tutur Rudolf dalam.
Teater Keliling itu sendiri sudah berdiri sejak 13 Februari 1974. Didirikan oleh Rudolf Puspa, Dery Syrna dan kawan-kawan. Sudah lebih dari 1.700 pementasan dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia dan di 12 Negara berbeda.
Pada tahun ini Teater Keliling melaksanakan pementasan Teater Musikal Aku Chairil di beberapa daerah pulau Jawa dan di beberapa kota di pulau Flores, seperti; Larantuka, Ende dan Labuan Bajo.
Melalui pementasan ini diharapkan anak muda bisa terinspirasi oleh sosok Chairil Anwar yang mengerakan dan melawan ketidakadilan lewat karya-karya seninya.
Pementasan Teater Musikal Aku Chairil di Labuan Bajo dibuka secara resmi oleh ibu Hortensia Herima, S. Pd, Kepala Sekolah SMKN 3 Komodo.
“Dengan teater kita bisa membangun dan membentuk karakter. Kita juga bisa menyampaikan pesan dan suara kritikan kita melalui sebuah karya seni seperti Teater”, ungkap Hortensia dalam sambutannya.
Frein Raden, seorang guru Seni Budaya di SMAN 2 Komodo membuat sebuah puisi terkait perasaannya setelah menonton pementasan tersebut dengan judul:
“Sudah Sejauh Mana”
Kamu sengaja,
Datang berada saja,
Menatap seberapa ada,
Setitik, setetes, gerimis kemudian lebat
Aku sudah lupa,
Sejauh mana kamu meraba,
Besok mungkin tiada,
Hari yang hebat ini menjelma,
Kamu,
Dia,
Mereka,
Kita.
FR2D
(Fr2D/red)