Oleh: Yuventia Dolorosa Gratia, S.Pd (Guru Bahasa Jerman di SMAN 2 Komodo/ Ketua Panitia)

Goethe Institut Jakarta bersama Bildungskooperation Deutsch (Bagian Kerja sama Pendidikan Bahasa Jerman) bekerja sama dengan Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) atau MGMP Bahasa Jerman, sudah puluhan tahun melaksanakan olimpiade Bahasa Jerman secara rutin. Goethe Institut dan IGBJI  menginginkan agar siswa dibiasakan untuk bersaing dalam sebuah kompetensi olimpiade Bahasa Jerman. Dan guru Bahasa Jerman lebih giat dalam meningkatkan kecakapan Bahasa Jermannya.  Berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Tahun ini pelaksanaannya di tingkat provinsi, masing-masing dikondisikan di satu kota provinsi. Penyebaran guru Bahasa Jerman dan pengajaran Bahasa Jerman tingkat SMA/SMK di NTT adalah yang terbanyak di Indonesia. Hampir semua SMA/SMK di NTT diajarkanoleh para guru yang mumpuni di bidangnya. Sehingga di tahun ini pelaksanaan olimpiade di NTT dibagi dalam empat daerah regio, yaitu Kupang, Sumba, Maumere dan Manggarai. Dan untuk regio Manggarai Raya, Goethe Institut Jakarta telah menunjuk Manggarai Barat/ Labuan Bajo sebagai tuan rumah.

Kami sebagai guru Bahasa Jerman tidak mengetahui sampai kapan olimpiade Bahasa Jerman ini tetap dilaksanakan. Pernyataan ini tak bermaksud untuk bersikap pesimis. Hanya saja kami khawatir dengan nasib kami sebagai guru Bahasa Jerman yang kehilangan jam mengajar. Mata Pelajaran Mulok yang kami embani tidak diakui dalam dapodik. Kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru dan mendapatkan rezeki dari sertifikat pendidik hanyalah sebuah ilusi. Hal yang lebih menyedihkan lagi kesempatan untuk memiliki SK PPPK atau PNS hanya sampai di kata SEMOGA. Mengapa demikian? Kita lihat saja formasi dan data kelulusan PPPK mata pelajaran Bahasa Jerman beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021 kemarin di Manggarai Barat hanya ada 1 yang berhasil masuk PPPK, dan pada tahun 2023, formasi PPPK sangat terbatas untuk guru Bahasa Jerman di NTT. Pertanyaanya, apa memang guru Bahasa Jerman sudah tidak dibutuhkan lagi? Pariwisata NTT sedang boomingbooming-nya dan kemudian pemerintah NTT sedang menjalin kerja sama dengan salah satu Yayasan di Jerman untuk mengirimkan 3. 000 peserta magang ke Jerman, Apakah iya Bahasa Jerman ini sudah tidak diperlukan lagi?Sistem Pendidikan ini belum merdeka.

Berangkat dari keresahan itu, kami guru Bahasa Jerman se Manggarai Raya bersepakat untuk melaksanakan kegiatan Gebyar Bahasa Jerman bersamaan dengan jadwal olimpiade yang diberikan oleh Goethe Institut Jakarta. Sekaligus ingin bersejarah merayakan HARI GURU NASIONAL 25 November 2023. Sangat berharap keresahan kami dapat terobati dan suatu saat pemerintah dalam hal ini dinas Pendidikan dan kebudayaan di NTT dan di seluruh Indonesia dapat mendengar segala harapan kami. Sehingga kerinduan kami untuk memperjuangkan generasi bangsa yang lolos bersaing dapat terwujud. Karena Bahasa Jerman sangat berguna untuk dipelajari. Ada pun beberapa kegiatan yang akan kami lakukan yaitu :

1.Simulasi RDO : Pada tanggal 23 November 2023.

2. Seminar dengan tema “ PERAN BAHASA JERMAN DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA NTT”: 24 November 2023. Pemateri seminar Bapak Pius Baut (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Manggarai Barat) dan Bapak Ari Keh (pelaku pariwisata; Operational Manager PT. Manumadi Tour and Travel di Labuan Bajo) ditemani moderator Saudara Fransiskus Candra Jas (Lulusan Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya/ Mantan Ketua PMKRI Surabaya)

3.Tiga lomba lokal (Maerchen, Gedicht deklamation, Familien sprechen) : 24 November 2023

4. dan terakhir adalah RDO; 25 November 2023. Regio Deutscholympiade sebagai tahap awal mengikuti olimpiade Nasional dan yang akan berakhir ke jenjang internasional.

 

 

 

 

Jumlah peserta kegiatan: RDO berjumlah 24 orang. Lomba lokal : 26 orang, Jumlah sekolah : 9 sekolah (SMAN 1 Sambi Rampas- Manggarai Timur, SMAS K Pancasila- Borong- Manggarai Timur, SMAS K ST. Stefanus Ketang-Manggarai, SMKN 1 Satar Mese-Manggarai, SMAN 1 Boleng-Manggarai Barat, SMAN 1 Komodo-Manggarai Barat, SMAN 2 Komodo -Manggarai Barat, SMAS K ST. Ignatius Loyola dan SMKS Stella Maris). Peserta seminar kurang lebih : 300 orang, terdiri dari siswa SMA/SMK se kec. Komodo dan Mahasiswa kampus Politeknik eL Bajo Commodus Labuan Bajo. Sedangkan tempat pelaksanaan kegiatan di SMASK ST. Ignatius Loyola Labuan Bajo.

Sumber dana dari kegiatan ini berasal dari kontribusi setiap sekolah yang diutus, swadaya guru Bahasa Jerman yang hadir dan sponsor (PT. JNE, BPOPLBF, Ayana Hotel, Keiser Nusa Travelindo, 3 Indosat) dan para donatur yang tidak mau disebutkan namanya.

Segala rangkaian kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Prosesnya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh panitia. Juara lomba Märchen Lesen: (1) Monika Dwiputri Panja (SMASK ST. Stefanus Ketang), (2) Feleksia Samul (SMKS Stella Maris Labuan Bajo), (3) Olivia Ecin (SMAN 1 Sambi Rampas). Lomba Gedichtdeklamation: (1)Elisabet Yasinta Bahagia (SMAN 1 Komodo), (2) Evarita Arnas Dawus (SMKN 1 Satar Mese), (3) Matius Yonas (SMAN 1 Boleng). Lomba Familen sprechen: (1) Bern Kelsen Agusto Teho(SMASK Pancasila Borong), (2) Helena Alfelanit (SMASK ST.Ignatius  Loyola), (3) Dinda Purnama (SMAN 2 Komodo).

Terima kasih tak terhingga kepada Kepada Bapak Koorwas SMA/MA/SMK/SLB Kab. Manggarai Barat, pemateri seminar, juri lomba, kepala-kepala sekolah, guru pendamping Bahasa Jerman, Kepala SMASK ST. Ignatius Loyola, para donatur dan kepada sponsor yang telah berkomit untuk terus mendukung program kegiatan guru Bahasa Jerman. Semoga Bapak/ Ibu selalu diberikan kesehatan yang baik, kesuksesan dan rezeki yang berlimpah. Dukungan ini sangat kami harapkan agar di tahun depan banyak sekolah dan siswa yang turut berpartisipasi.

Labuan Bajo, 26 November 2023

 

Leave a Comment